Jumat, 23 April 2010

Ibrah Yang Berharga

Hari-hariku berjalan seperti biasa, aku pergi ke kampus di pagi hari sampai sore hari setelah itu aku bergabung dengan teman-teman se-aktifis dakwahku. Tapi hari ini agaknya berbeda, di kelasku ada anak baru namanya Lita, orangnya tomboy setip hari ia hanya memakai celana jeans belel, topi berwana biru jeans, serta kacamata yang nagkring di atas hidungnya.
“Hai…Gue Lita Kurniasari.” begitulah katanya saat perkenalan lengkap dengan suaranya yang macho.
Lita cantik sekali, sering aku membayangkan seandainya ia memakai jilbab seperti kami, pasti Ia kelihatan lebih anggun dan gelar tomboy pun melekat di harinya-harinya.
“Farah..!” panggil Lita
Aku menyambutnya dengan senyum. Dengan gayanya yang super cuek ia langsung duduk di meja dengan satu kaki menjulur ke bawah dan kaki satunya di meja.
“Permen karet nih, mau nggak?” ia menyodorkan permen karet itu padaku.
“Insya allah aku shaum.” tolakku halus.
Aku tidak mengerti kenapa Ia bisa dekat denganku padahal aku termasuk anak rohis. Tapi itu keberuntungan buatku, karena aku bertekat untuk merubah semua perilakunya menjadi muslimah sejati.
***
Hari ini adalah hari Minggu, jadi aku libur, aku bangun pagi sekali setelah itu aku melaksanakan shalat subuh. Aku membuka jendelaku dan menghirup udara pagi dalam-dalam, energi positf pun masuk melalui pori-poriku. Hari ini aku berencana untuk merapikan kamarku karena keaadaan kamrku terasa memprihatinkan alias seperti kapal pecah.
“Assalamu ‘alaikum..!”
“Wa’alaikum salam.” sapaku dari jauh, aku bisa mendengarnya karena tidak ada cewek lain yang suaraya seperti Lita.
Saat Lita membuka pintu kamarku dia menatapku dengan tatapan aneh, Ia memandangku tidak berkedip.
“Far.. kamu cantik ga pake’ jilbab, maukah kau menjadi kekasihku..?” dengan pelan membelai rambutku.
“Lita.. Apa-apaan ini!” Aku langsung lari sambil menagis sejadi-jadinya. Aku menuju ke kamar teman rohisku dan menceritakan semuanya pada temanku.
“Astagfirullah..jadi Lita lesbian, sabar ya Far, Allah bersama kita. Kita harus berusaha sekuatnya. kita harus bisa menyadarkan Lita.
***
“Ta maafin Farah ya..?” dengan hati-hati aku bicara pada Lita
“Emang lo salah apa, bukanya gue yang salh besar, gue manusia hina, gue manusia nggak berbudi, gue manusi kufur…ya kan Far…!!!” Sorot matanya tajam menusukku.
“Ya Allah…Lindungilah aku.” Doaku dalam hati
“ Kamu nggak ngrti aku far.., seandainya kamu tahu kamu pasti nggak bakalan marah, aku hanyalah korban dari kekufuran manusia yang ga’ mensukuri nikamat-Nya. Yakinlah Far aku laki-laki sejati, aku bukan lesbian..!” kata-katanya berhenti
Aku tak tega berbicara, lidah ku kelu dan bibirku seakan terkunci. Aku nggak nyangka selama ini Lita laki-laki.
“Ayahku mengiginkan anak perempuan tapi kenyataanya aku laki-laki tapi wajahku cantik mirip permpuan, dengan kegilaaanya semua data-dataku dipalsukan dan aku dipaksa bergaul dengan anak perempuan hingga seperti ini. Tapi aku tidak bisa menolak takdirku, sejak aku melihatmu aku jatuh cinta padamu Far...!, Far
tolong aku, aku muak dengan semua kebohongan ini..!!!” Lita mengacak-acak rambutnya menggambarkan hatinay yang tertekan.
Aku bingung dengan semua yang di ucapakan Lita, air mataku mengalir deras saat mendengar kisahnya. Ya Rabbi…kasihanilah Lita.
***
Beberapa tahun kemudian…
Hari ini adalah hari yang paling bahagia bagiku dan tentu saja bagi Lita, kerena Kami diwisuda, saat ku mendengar namnya akupun tersenyum.
“Ibnu Hasyim Ash Shahri.” Panggil dosen.
Saat Ia maju ke depan, aku melihat ketegaran seorang ikhwan dan bukan Lita yang tomboy lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar